Bakamla dan TNI AL beserta pihak kepolisian yang berwenang memiliki tugas utama mengawasi dan menjaga kelautan NKRI dari kapal-kapal dalam dan luar negeri yang melakukan aktivitas kejahatan / aktivitas tidak bertanggung jawab di perairan Indonesia, seperti illegal fishing, illegal logging, penyelundupan, perdagangan manusia dan lain-lain jenis kejahatan.
Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI menemukan sejumlah kasus kejahatan di perairan laut Indonesia. Kasus terbanyak adalah illegal fishing yang dilakukan oleh kapal-kapal asing.
Kepala Bagian Humas Bakamla RI, Kolonel Toni Syaiful mengatakan, illegal fishing ini terjadi hampir di seluruh wilayah perairan Indonesia. Namun terbanyak di daerah timur Indonesia dan Natuna karena ikannya lebih banyak. Illegal fishing itu menurut Toni banyak dilakukan kapal asing dari sejumlah Negara di Asia Tenggara dan juga China. Dari hasil tangkapan kita sejak tahun 2015-2019, memang illegal fishing lebih mendominasi. Terutama pelakunya kapal asing dari Vietnam, China, termasuk dari Malaysia dan Filiphina.
selain illegal fishing, kasus kejahatan lain yang ditemukan Bakamla dan sedang menjadi tren sekarang ini adalah oli kapal/oil spill atau membuang limbah minyak di laut, limbah-limbah berbahaya seperti limbah bahan kimia.
Kejahatan di laut lainnya yang harus menjadi perhatian serius sekarang ini adalah penyelundupan narkoba melalui laut, perlu kita ketahui bersama sekarang ini hitungannya bukan kilo lagi, tapi berton-ton yang masuk ke Indonesia, ada mafia besar yang main di kejahatan narkoba ini.
Panjang garis pantai Indonesia mencapai 81.000 kilometer, luas laut teritorial mencapai 5,9 juta kilometer persegi dan memiliki perbatasan laut dengan 10 negara tetangga yakni India, Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam, Filipina, Palau, Papua Nugini, Australia dan Timor Leste. Hal ini yang menjadi rentan aktivitas kejahatan terjadi di perairan Indonesia apabila tidak diimbangi dengan kekuatan Bakamla dan TNI AL beserta pihak kepolisian yang berwenang dalam memantau dan menindak atas kejahatan yang terjadi di seluruh wilayah laut NKRI.
Oleh sebab itu pernika sebagai bagian dari indonesia memiliki system solusi untuk membantu menekan aktivitas kejahatan di wilayah laut indonesia. Kami menawarkan system solusi yang terintegrasi seperti comand center atau pusat komando. Jadi Bakamla, TNI AL, kepolisian dan pihak berwenang lainnya memiliki kendali penuh atas armadanya untuk memantau dan mengamankan wilayah laut NKRI bahkan dapat menindak pelaku kejahatan yang terjadi di seluruh wilayah laut NKRI.
Dengan system solusi dari pernika, nantinya Bakamla, TNI AL, kepolisian dan pihak berwenang lainnya memiliki kendali penuh atas armadanya, personilnya dan bagian lainya untuk memantau, mengamankan seluruh wilayah laut NKRI. Dan informasi ini dapat diakses dari mana saja, bahkan dari ponsel pintar, tapi hanya untuk keperluan internal saja/hanya pihak yang berwenang. Dengan begitu diharapkan dapat mengurangi bahkan menghilangkan tindak kejahatan di seluruh wilayah laut Indonesia.